Mbah Ponirep ,berumur sekitar 90 tahun, tinggal di Purwodadi, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.
Akhirnya berangkat haji setelah menabung dari hasil berjualan daun dan tempe selama kurang lebih 20 tahun.
Mbah ponirep menabung tanpa sepengetahuan cucu dan anaknya. Cucu ponirep yang bernama Tumin Hidayat mengaku bahwa sampai sekarang keluarga masih heran karena neneknya memiliki banyak uang dari hasil dagangnya yang dinilai tidak seberapa itu.
Menurut Tumin, harga daun yang dijual hanya berkisar Rp 2.000 per ikat.Begitu pula harga tempe. Belum kalau orang-orang berhutang saat membelinya. Yang lebih membuat keluarga merasa heran, meski sang nenek sudah berada dalam karantina jema’ah haji, masih saja ada orang yang berdatangan untuk membayar hutang tempe.Ternyata ketika dikumpulkan, jumlahnya mencapai Rp 5 juta.
“Mbah berangkat ke tanah suci dengan usahanya sendiri, tidak ada sedikit pun bantuan dari keluarga,” kata Tumin
Ponirep mendaftar haji pada tahun 2011 dan berangkat ke tanah suci dengan rombongan kloter 26 dari Lampung Selatan. Meskipun menjadi calon jema’ah haji paling tua di Lampung, secara fisik, Ponirep terlihat sehat dan kuat.
“Kami berharap Mbah menjadi haji mabrur dan pulang dalam keadaan sehat,” ujar dia.
Maha besar Allah yang telah mengatur kehidupan manusia dengan begitu sempurna, keberkahan dan atas ridho Allah lah sang nenek mampu melaksanakan ibadah haji ke tanah suci.
Maka dari itu ketika kita menginginkan sesuatu, dekatilah Sang Pencipta karena dengan ridhoNya lah sesuatu itu bisa kita dapatkan dengan berkah.
Sumber : islampos.com / tribunnews.com