Bekerja adalah suatu ibadah, oleh sebab itu bekerja adalah sesuatu yang sangat perlu di lakukan, tak perduli laki-laki atau perempuan ,di era sekarang keduanya banyak di temui di lingkungan pekerjaan, meskipun pada kenyataanya Laki-laki lah yang lebih memilki tanggung jawab perihal mencari nafkah.
Namun perlu di ingatkan kembali, bekerja juga memilki waktu, jangan sampai bekerja seharian sampai meninggalkan kewajiban2 lainnya. Dan berikut ini nasehat dari FAHMI HAKIM yang admin anggap menginspirasi ,sehingga admin ingin bagikan ke pembaca sekalian. Walaupun Fahmi Hakim menuliskan nasehat ini untuk dirinya sendiri, namun tulisan ini mungkin Juga akan berguna untuk pembaca sekalian.
Hentikan sejenak pekerjaan anda untuk hal ini :
- Ketika Adzan berkumandang.
Hentikan pekerjaan anda, bergegaslah tunaikan panggilan Allah.. Dan sholat. - Ketika orang tua perlu.
Apapun keperluannya, penting gak penting, bisa penting baginya.. dan menjadi penting bagi kita. Menghadap atau telpon, dan tanya… ‘Ada perlu apa Mah? Pah? Apa yang bisa dibantu?’ - Ketika istri perlu.
Hentikan sejenak dan dengarkan.. apa keperluannya? Apa yang bisa dibantu? Jadilah pendengar yang baik. Karena Istri mu butuh hal itu. - Ketika istri menghidangkan masakan.
Berhenti sejenak, datangi dia dan bergegas makan. Dia sudah berupaya memasak dengan waktu, tenaga dan fikirannya. Hargai itu. Dan barangkali, hal kecil ini yang akan jadi sebab, Allah turunkan keberkahan dalam hidup kita. - Ketika anak butuh dukungan kita.
Jangan biarkan ‘Pembantu’ yang lebih banyak terlibat dalam hal support. Karena kita yang akan bertanggung jawab diakhirat kelak, tentang perkara anak. Bukan yang lain.
Melakukan 5 hal diatas mungkin waktu akan terasa berkurang. Padahal tidak.. justru bias jadi waktu kita akan menjadi lebih padat dan bermanfaat.
Ada yang komentar,
“Om, jujur aja.. sulit menerapkan 5 hal diatas. Saya sibuk banget di kantor..”
Nah! Kalau pekerjaan kantor sampai menghabiskan waktu anda, inilah alasannya kenapa anda harus segera berbisnis. Agar waktu anda tidak dikekang oleh aturan kantor.
“Wah kalo gitu om nyuruh saya resign? Gak gampang om.. lagian saya sudah nyaman kerja..”
Begini,
Saya pernah ketemu dengan The Lovely Guys. Dia kerja sebagai kepala montir di sebuah bengkel besar. Bisa dibayangkan sibuknya seperti apa? Sibuk dikantor dan di bengkel. Tapi berbeda dengan orang ini. Saya sampai menjuluki dia ‘The Lovely Guys’.
Ceritanya saat itu saya service mobil.. ganti oli dan tune up. Saya minta dia langsung yang tangangi.
Kemudian apa yang terjadi? Selang beberapa lama, Adzan berkumandang. Beliau hentikan pekerjaannya dan bergegas ke masjid dekat bengkel. Saya juga diajak olehnya.
Setelah itu pekerjaan dilanjut lagi.. dan taukah anda? Saat sibuk dengan mesin, berdering handphonenya..
Izin ke saya untuk angkat telpon.. kemudian dia angkat telponnya dan berbicara “Halo sayang.. Kenapa?”
Ternyata yang telpon istrinya. Dia mendengarkan istrinya sambil merespon dengan baik.
Kemudian dia akhiri telp tersebut “Mah, nanti papa telpon balik yaa.. Nanti papa bantu. Ini papa lagi ada tamu di bengkel.. Tunggu ya mah.. Assalamu’alaikum”
Jleb! Mendengar beliau berbicara ditelpon, bikin saya ‘bengong’.
Saat sibuk, dia hentikan ‘sejenak’ pekerjaannya untuk hal – hal yang sering dianggap sepele.. dengan nada yang lovely.
Inilah yang saya maksud. Bukan berarti anda harus berhenti dari pekerjaan. Tapi soal memaknai ‘waktu’.
“Nah itu dia om.. saya susah seperti itu. Aturan kantor ketat dan waktu saya habis banyak. Sulit terapkan 5 hal diatas”.
Yasudah.. buat apa bertahan? Jika kantor sudah berlebihan menghabiskan waktu anda, mungkin berbisnis adalah pilihan yang tepat bagi anda.
Bagaimana jika sudah bisnis tapi masih ‘terlalu’ sibuk?
Jika anda sudah berbisnis, tapi masih kesulitan untuk 5 hal diatas, sudah waktunya anda membuat sistem dan aturan. Jadilah kaya finansial dan kaya waktu. Bukan salah satunya.
Untuk apa bisnis jika tujuannya pelanggan, tapi sholat dan keluarga diacuhkan? Bukankah dunia ini hanya sementara?
Bayangkan oleh anda.. Bagaimana rasanya? Selama berjam – jam waktu kita dihabiskan lebih banyak diluar? Di kantor? Depan laptop? Dengan bisnis?
Tidakkah rugi?
Padahal tujuan kita tidak jauh… Tujuan kita dekat. Ada di Masjid dan di rumah.
Oleh : Fahmi Hakim.