Assalamualaikum …
Cara Memandang Kehidupan – Ketika zig ziglar pengarang buku “over the top” mengatakan bahwa :
“Kehidupan selalu mengalir seperti sungai di tengah dua tepian, antara “kebahagiaan” dan “penderitaan” , antara “keberhasilan “ dan “kegagalan” dimana itu semua adalah peristiwa atau proses , bukan tujuan akhir.
Oleh karena itu, manusia harus terus mengalir sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan sebagaimana kehendak sang pencipta.
Berangkat dari pemikiran di atas manusia harus menerima irama dan proses perjuangan hidupnya yang di apit oleh dua tepian yang berjalan dan berputar bak roda pedati.
Romantika hidup ini sering di singgung oleh kahlil Gibran yang mengatakan,
“Dari sumber yang sama,yang mengalirkan tawa ,betapa seringnya pula mengalirkan air mata, bahwa keduanya tak terpisahkan ,bersama sama, keduanya dating dan pergi, tak ada yang perlu di ratapi, biarkan siklus itu berjalan tak tercegah,
Dari keseluruhan di atas memberikan nuansa bahwa dalam hidup ini ,mereka yang jatuh dan yang bangkit adalah orang yang sama, mereka yang tertawa dan yang menangis juga adalah orang yang sama jua,
Nasib itu dapat di rubah dengan kerja keras, ketekunan, keuletan, ketabahan , dan sikap percaya diri , sedang takdir itu dapat di rubah dengan doa, tawakal dan pola hidup sehat, semoga Allah memberkahi hidup kita ,Amiin
*Begitu banyak manusia begitu menggantungkan kebahagiaan dalam hartanya ,padahal begitu habis hartanya , maka ia pun di lupakan orang, umurnya hanya seusia hartanya yang tak satupun di bawa mati,
Padahal hanya iman, ilmu dan amal kebajikan yang membuat seseorang panjang umurnya. Meskipun seseorang telah di katakana mati, namun sesungguhnya umurnya tetap berjalan selama warisan kebajikannya masih di rasakan banyak orang.
Sudah saatnya dunia materi tidak harus di tonjolkan dalam komunitas keluarga, persahabatan, dan kehidupan social kita. Kedepankanlah keindahan dan bahasa hati yang penuh kesejukan dan cinta kasih. Karena kesan yang datang dari keindahan hati sangat luar biasa yang sangat sulit pupus tergerus oleh waktu.
Cita rasa manusia itu tidak hanya ada pada panca indra manusia, tapi cita rasa bermutu banyak ada di hati sanubari kita yang menyerap dan memancarkan cahaya kebajikan, penghormatan dan cinta kasih yang membuat kita bahagia yang sejati.
Mari kita gunakan bahasa hati dalam berinteraksi dengan sesama kita. Semoga Allah memberkahi kita semua, Amiin.
Penulis : MGH ( M Gabriel Hariyanto )